Every day, God thinks of you. Every hour, God looks after you. Every minute, God cares for you. Because, every second He loves you.
RSS

Kamis, 28 November 2013

Kampung Kecilku

Bulan lalu, aku pergi di suatu kampung yang terletak di daerah bagian timur Manggarai Raya yaitu Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, menghabiskan liburan di sana. Di sana aku merasa sangat damai, nyaman serta bahagia. Karena keindahan dan kesejukan kampung itu. Setiap pagi aku terbangun oleh kicauan burung-burung yang hinggap di pohon-pohon depan rumah kakakku. Siangnya aku duduk di bawah pohon mangga samping rumah, di temani oleh kembang-kembang bunga dan angin sepoi-sepoi.

Sungguh menyenangkan. Di benakku sepertinya aku tak mau pulang dari sana. Setiap sore aku jalan-jalan sekitar kampung. Oh ya Tuhan, ternyata betapa bersihnya kampung ini. Masyarakatnya ramah-ramah. Ini semakin membuatku betah.

Sejenak aku berpikir, betapa baiknya Engkau ya Tuhan, menciptakan semua ini. Dan betapa tertibnya masyarakat di sini, melestarikannya. Dan sedikit aku bertanya, kapan aku merasakan seperti ini di kota Ruteng? Kota yang kotor, sampah dimana-mana, sungguh menyedihkan. Seandainya pohon bisa berbicara, pasti kita akan mendengar rintihan mereka, serta tangisan bunga-bunga yang dirampas, dibuang begitu saja, sekarang kita butuh adalah perubahan, perubahan ini demi anak, cucu kita nanti.

Karya
Akuilina Indriani Maru

Sekami Paroki Redong

Hutanku

Yang aku rasakan lima tahun yang lalu menyenangkan, namun semua itu berubah menjadi sebuah tragedy yang memilukan. Ketika berjalan melewati bukit Golo Lusang, aku melihat pohon yang sangat banyak, pemandangan itu membuat aku merasa kagum akan pesona alam yang ada, tetapi sekarang semuanya berbeda. Pohon-pohon besar tak ada, semua itu karena ulah manusia yang menebang pohon untuk kepentingasn mereka sendiri. Tanpa mempedulikan kelestarian hutan yang ada, sekarang hutanku banyak ditumbuhi alang-alang. Pemandangan yang dulu hijau sekarang hanya tinggal tanah tandus. Hatiku terasa seperti menjerit ketika melihat keadaan Golo Lusang yang gersang. Keadaan ini berdampak pada kehidupan kami di Ruteng. Dulunya air sangat melimpah, tetapi sekarang yang aku rasakan, kami kekurangan air. Khususnya di tempat tinggalku, air mengalir di waktu malam hari, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, aku dan keluargaku harus bekerja keras menampung air hingga tengah malam. Melihat semuanya itu, perasaanku sangatlah sedih dan kecewa.

Karya
Anna Baginda (Ann)

Sekami Paroki Redong

Desaku

Desaku…
Engkau begitu indah dan menarik.
Panorama alammu menarik perhatian orang,
untuk berkunjung karena keindahanmu.

Desaku…
Burung pun tak kala ikut berkicau,
seolah mereka pun memuji keindahanmu.

Oh desaku…                                                                
Semoga orang di sekitarmu selalu sadar,
untuk merawat juga melestarikan keindahanmu.

Desaku… oh desaku…
Semoga engkau tetap dipuja.

Karya

Is

Alamku

Hijau yang menghias bumi ini.
Tangkai yang coklat sebagai asalnya.
Merah,kuning, hijau orange, itulah warna buahnya.
Walau manusia menebangmu,
kau akan tumbuh yang baru.
Namun jika engkau mati, manusia pun juga akan mati.

Karya

Septian C. Nahas

Lautan yang Indah

Laut yang indah,
disaat ombak berdera,
kau terus bergoyang.

Walau bergoyang kau tetap indah.
Kulihat ikannya meloncat.
Kulihat indahnya percikan air,  
yang menghiasi hamparan lautmu.

Oh… Betapa bahagianya hati ini,
bila setiap hari terus seperti ini.

Karya

Tanti

Tangisan Alamku

Alamku yang indah, ciptaan Yang Maha Esa.
Cinta Tuhan begitu besar.
Menciptakan alam beserta isinya.

Tapi tak kusadari keindahannya.
Membuat manusia serakah.
Memanfaatkan alam yang indah, untuk kepentingan mereka.

Aku terpaku menatap,
alam yang menangis kehancurannya karena ulah manusia.
Alam seakan penuh rahasia, sampai manusia tidak bisa menyelidikinya sampai habis.

Maka jagalah alam kita.

Karya
Entik
Sekami Paroki Mano

Alam

Alamku yang harus kujaga ini,
semakin hari semakin menyedihkan.
Ada apa gerangan?

Alamku yang harus kurawat ini,
semakin siang semakin panas saja.
Itukah amarahmu?

Alamku tercinta…
Kemarin kau berkecamuk.
Hari ini kau batuk-batuk.
Mungkin besok lusa kau mengamuk,
hingga kami terjaga terantuk-antuk.

Ya alam…
Biarlah kami kau kutuk,
atas ketidakpedulian kami terhadapmu.

Karya

Hildegardis O. Angkut (Ani)